Selasa, 16 Desember 2014

SIAPAKAH ALBERT EINSTEIN?

Albert Einstein, Sang Penunggang Cahaya yang Penuh Imajinasi
Siapa ilmuwan yang paling kalian kenal? Archimedes? Copernicus? Galileo Galilei? Isaac Newton? Hmmm…, atau Einstein?
Coba lihat gambar di bawah ini, dan tebak siapa dia?
Ya, pria berambut jabrik bermata tajam yang penuh senyum ini adalah Albert Einstein, salah seorang ahli fisika terbesar abad ke-20.
Sebagai fisikawan, Einstein menemukan banyak teori-teori yang sangat penting bagi masa depan, seperti Teori Kuantum Cahaya dan Teori Relativitas.
Teori-teori fisikanya hingga kini sangat bermanfaat bagi perkembangan sains modern, seperti sel foto elektrik dan laser, tenaga nuklir dan serat optik, perjalanan ruang angkasa, bahkan semikonduktor. Apa yang ada di rumah kita, seperti TV, DVD, remote control, pintu otomatis itu bisa dibuat karena rumus-rumus fisika Einstein. Tanpa Einstein, kita tak akan bisa menonton DVD Star Trek!
Sejak kecil Einstein memang takjub dengan keajaiban alam. Pada usia lima tahun misalnya, ia tak henti-hentinya memandangi kompas hadiah ayahnya, yang jarumnya selalu menunjuk ke Utara, meskipun ia goyang kompas tersebut. Kelak ia tahu, itulah medan magnet.
Einstein juga suka berkhayal. Pada saat usia 15 tahun ia membayangkan bagaimana rasanya mengendarai cahaya. Mustahil ya? Mana ada kendaraan yang bergerak secepat cahaya. Tahukah kamu seberapa cepat cahaya? 300.000 km/detik! Tak sampai sekedipan mata, cahaya bisa mengelilingi bumi 7,5 kali! Jadi amat mustahil manusia bisa menunggangi cahaya. Tapi kelak, berkat khayalannya itu, Einstein menemukan ilmu yang sangat indah, yaitu Teori Relativitas Umum.
Relativitas berasal dari kata relatif, yang artinya tidak tetap, tergantung pada yang lain. Misalnya begini, jika sedang dekat tiang listrik, maka tiang listrik itu kelihatan tinggi. Tapi coba kamu mundur menjauh, maka tiang tersebut akan kelihatan pendek, padahal tinggi tiang tetap. Itulah relatif.
Pernah naik kereta, kan? Nah, saat kereta berhenti, pernahkah kalian merasa bergerak karena ada kereta dari arah lain melintas cepat? Ya, itulah relativitas. Sesungguhnya berhenti, tapi terasa bergerak.
Coba perhatikan balapan mobil F1. Jika mobil menyalip, dan yang disalip tertinggal semakin jauh, maka sopir tersebut merasa mobil di belakangnya mundur. Padahal mobil di belakangnya tetap maju dengan cepat. Kecepatan mobil F1 saat balapan sekitar 300 km/jam. Masih jaaaauuuuhh dari kecepatan cahaya. Nah, Einstein berpendapat, jika kita bergerak sangat cepat, secepat cahaya, dunia akan terlihat berbeda dibanding mereka yang diam di tempat.
Einstein berpikir, benda (partikel) yang bergerak secepat cahaya, akan menghasilkan energi yang sangat besar. Lalu ia merumuskannya menjadi E = mc^2, dengan E = energi, m = massa dan c = kecepatan cahaya. Itu artinya dalam sebongkah batu bara terkandung jauuuuh lebih banyak energi yang dihasilkan oleh PLTU (pembangkit listrik tenaga uap).
Persoalannya adalah: bagaimana melepaskan energi yang sangat dahyat itu dengan aman? Berdasarkan rumus itu, fisikawan lain kemudian mengembangkan teknologi nuklir, baik untuk bom atom maupun untuk pembangkit listrik.
Einstein memang tetap tak bisa menunggangi cahaya. Tetapi ia bermain-main dengan cahaya, menemukan Teori Kuantum Cahaya hingga rumus E = mc^2 yang mengandung cahaya.
Salah satu pesan penting Einstein itu: jangan takut berkhayal. “Imajinasi itu lebih penting dari ilmupengetahuan,” kata Einstein. Berkat khayalannya menunggangi cahaya, Einstein bisa membuka rahasia alam, dan kita menikmati begitu banyak teknologi modern dari teori-teori fisikanya.

Sumber:
http://anakbertanya.com/siapakah-einstein-itu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar