BAB II
DASAR TEORI
Hukum
Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip
pengapungan diatas benda cair yang ditemukan oleh Archimedes, seorang ilmuwan
Yunani yang juga merupakan penemu pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal
dengan istilah Sekrup Archimede. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat
dan gaya ke atas suatu benda jika dimasukan kedalam air. Berikut ini adalah
bunyi hukum Archimedes yang sangat terkenal itu.
Bunyi Hukum Archimedes
“Suatu benda
yang dicelupkan sebagian atau seluruhya kedalam zat cair akan mengalami gaya ke
atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda
tersebut”
Ketika suatu
benda dimasukkan ke dalam air, ternyata beratnya seolah-olah berkurang. Hal ini
terlihat dari penunjukkan neraca pegas yg lebih kecil. Peristiwa ini tentu bukan
berarti ada massa benda yang hilang, namun disebabkan oleh suatu gaya yg
mendorong benda yang arahnya berlawanan dengan arah berat benda. Gaya ini
disebut gaya apung atau gaya ke atas (FA). Gaya apung sama dengan berat benda
di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
FA
= w0–w1
Keterangan :
FA = gaya apung atau gaya ke
atas (N)
w0
= gaya berat benda di udara (N)
w1=
gaya berat benda di dalam air (N)
w = m.g
Besarnya
gaya apung ini bergantung pada banyaknya air yg didesak oleh benda tersebut.
Semakin besar air yg didesak maka semakin besar pula gaya apungnya. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Rumus Hukum Archimedes
FA = ρa x Va x g
Keterangan:
FA = Gaya keatas yang dialami benda (N)
FA = Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρa = Massa Jenis zat cair (kg/m3)
Va = Volume air yang terdesak (m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Berdasarkan
bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung,
tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya
keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan
dari hukum Archimedes yang berbunyi :
1.
Benda akan terapung jika massa jenis
benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya.
2.
Benda akan melayang jika massa jenis
benda yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya.
3.
Benda akan tenggelam jika massa
jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat
cairnya.
Massa
jenis adalah
perbandingan antara besarnya massa suatu zat dengan volume zat tersebut. Setiap
zat mempunyai massa jenis yang berbeda-beda. Sehingga massa jenis zat dapat
menjadi salah satu ciri khas suatu benda yang dapat membedakan dengan yang
lain. Secara matematis dapat dirumuskan dengan persamaan berikut
ini : ρ = m / V , dengan ρ adalah
Massa (kg/m3), m adalah Massa benda (kg),
dan V adalah
Volume benda (m3).
Massa
jenis zat cair dapat diukur langsung dengan menggunakan hidrometer. Hidrometer
adalah alat untuk mengukur massa jenis zat cair. Biasanya alat ini digunakan
oleh usaha setrum accu. Untuk mengetahui bahwa air accu itu sudah tidak bisa
digunakan maka harus diukur dengan hidrometer. Cara menggunakan alat ini adalah
dengan mencelupkannya pada zat cair yang akan diukur massa jenisnya. Kemudian,
dilihat skala permukaan zat cair dan nilai itulah yang merupakan nilai massa
jenis dari zat cair tersebut.
Hidrometer
merupakan sebuah alat ukur besaran turunan yang menjadi salah astu aplikasi
dari Hukum Archimedes yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat
cair. Sebuah benda dalam fluida (zat cair atau gas) mengalami gaya dari
semua arah yang dikerjakan oleh fluida di sekitarnya. Hukum Archimedes
menyatakan bahwa sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat
gaya ke atas seberat zat cair yang dipindahkan oleh benda itu. Prinsip kerja
Hidrometer menggunakan Hukum Archimedes. Nilai massa jenis suatu zat cair dapat
diketahui dengan membaca skala pada Hidrometer yang ditempatkan mengapung pada
zat cair.
Hidrometer
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis suatu zat cair.
Nilai massa jenis suatu zat cair dapat diketahui dengan membaca skala pada
hidrometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Hidrometer terbuat dari
tabung kaca. Agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair, bagian bawah
tabung dibebani dengan butiran timbale. Diameter bagian bawah tabung kaca
dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan hydrometer lebih
besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer
dapat mengapung di dalam zat cair. Tangkai tabung kaca didesain supaya
perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan (sama artinya dengan
perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan perbahan besar pada
kedalaman tangkai yang tercelup di dalam zat cair. Ini berarti perbedaan bacaan
pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas. Semakin dalam
tangkai pengukur hidrometer yang tenggelam dalam zat cair, maka massa jenis zat
cair tersebut semakin kecil. Sebaliknya, semakin dangkal tangkai pengukur
hidrometer yang tenggelam dalam zat cair, maka massa jenis zat cair tersebut
semakin besar. Hal itu disebabkan karena adanya pengaruh gaya apung yang
dilakukan zat cair pada hidrometer. Dengan massa jenis yang lebih kecil, gaya
apung yang diberikan juga kecil. Inilah mengapa panjang tangkai pengukur yang
tercelup lebih besar. Selanjutnya untuk zat cair yang memiliki massa jenis yang
lebih besar, gaya apung yang diberikan juga besar. Gaya apung yang besar ini
membuat panjang tangkai pengukur hidrometer yang tercelup ke dalam air menjadi
lebih kecil atau dangkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar